
Jayapura, Kumumedia.com – Ketua Sinode Gereja Kemah Injil atau (Kingmi) di Tanah Papua, Pendeta Yahya Lagoan pada masa kepemimpinannya berharap bisa membawa umat gereja kingmi mandiri dalam misi pelayanannya dan dapat menghasilkan buah pelayanannya secara baik di Tanah Papua.
Ia tidak ingin gerejanya ketergantungan kepada pihak-pihak lain, tetapi harus mandiri seperti awal-mulanya gereja itu berdiri. Hal itu dikatakan Yayah lagoan dalam acara rapat kerja Sinode atau Rakersin Kingmi ke-III yang digelar di Jl.Pos 7 Sereh, distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua pada Sabtu (26/4/2025).
Lagoan mengatakan bahwa pihaknya setiap setahun sekali mengadakan rapat kerja sinode Kingmi Tanah Papua untuk melakukan evaluasi kerja setahun dan membahas sejumlah program kerja setahun yang akan datang kemudian membuat pedoman. Untuk itu, Raker tahun ini digelar selama 3 hari yang berlangsung pada 24-26 April 2025.
”Dalam Raker ini kehadiran peserta itu sekitar 550 orang yang hadir itu terdiri dari kami pengurus Sinode, Departemen, ada 13 koordinator wilayah, ada 96 klasis dengan klasis persiapan lagi itu semuanya 102 klasis. Lalu, ada juga organisasi sayap, KPG, YPPGI, Yayasan STT Walter Post dengan 5 cabang sekolah STT itu di Dogiyai, Deiyai, di Nabire, satu di Timika, dan satunya lagi di Wamena, ”katanya.
Lagoan, berharap gereja Kingmi sesuai dengan tema, berubah untuk menjadi kuat, itu artinya pihaknya harus berubah sikap, berubah dalam pikiran, dan dalam tindakan untuk untuk manajemen organisasinya akan dapat dibenahi sehingga gereja kingmi mempunyai manajemen yang bagus secara administrasi dan juga secara keuangan yang harus mandiri dan tidak bisa tergantung kepada siapapun.
”Karena gereja ini Lahir di pedalaman dan dia hidup mandiri," ujarnya.
Menurutnya, belakangan ini posisi gereja Kingmi sedikit dimanja oleh pihak lain, terutama pemerintah. Maka itu pihaknya berkomitmen kembali ke hakikatnya, yaitu harus bekerja mandiri. Ia mengatakan harus gali sumur sendiri dan makan atau minum dari sumur sendiri.
”Pada prinsipnya kami siap mau kembali mandiri karena 13 tahun lagi kami akan menuju ke 100 tahun secara organisasi, mulai injil masuk di Papua ini pada 13 Januari 1939 sampai dengan hari ini kami ada 86 tahun itu tanda bawah bukan gereja baru,”tegasnya.
Menurut Lagoan, sebelum indonesia Merdeka, gereja Kingmi Tanah Papua sudah berdiri lama, maka itu ia berharap kemandirian gereja itu paling penting dan tidak bisa mengharapkan siapa-siapa.
”Dalam Raker ini kami harus benahi terutama merumuskan program yang harus tepat sasaran dan harus prioritas, mana yang kami harus kerja dan itu harus diwujudkan bukan hanya banyak program tapi tidak bisa terwujud, ”ujarnya.
Sementara itu, Petrus Pigai ketua panitia Rakersin Kingmi yang ke-III di Tanah Papua itu mengatakan, pihaknya mendapat mandat untuk bekerja melaksanakan rakersin itu sejak Januari 2025 sehingga kurang-lebih selama empat bulan telah bekerja mempersiapkan semuanya.
”Dalam perjalannya memang panitia berupaya bagaimana mencari dana, bagaimana semua kesiapan untuk menuju ke Raker ini banyak hal yang kami buat akhirnya ada bantuan datang juga dari Sinode sendiri, dari klasis, dari jemaat karena itu mereka merasa bawah raker itu mereka punya kegiatan sehingga mereka sendiri yang mensukseskan kegiatan itu. ”katanya
Petrus mengatakan peran panitia hanya menangani proses jalannya Raker, sementara untuk menyukseskan acara itu bersumber dari sumbangan klasis dan jemaat untuk sukseskan kegiatan evaluasi sinode tersebut.
”Sumbangan sukarela, semangat umat bekerja keras sehingga kami panitia juga senang melihat situasi ini mulai dari hari pertama hingga hari terakhir,”ujarnya.
Pigai berharap dengan adanya Raker itu bisa dapat menghasilkan program-program yang berarti bagi umat. Ia berharap umat harus gali sumur sendiri dan tidak mengharapkan kepada yang lain tetapi umat harus bekerja keras sehingga gereja ini harus mandiri.
“Kami berharap umat gereja Kingmi harus bekerja mandiri dan bangun diri sendiri sehingga kedepan ini tidak tergantung kepada yang lain. Bagaimana saya bisa kerja dan apa yang saya harus buat untuk gereja kedepan,” katanya. (*)
Komentar
Posting Komentar